Toleransi Negri Ini Tidak Pandang Ras Maupun Agama, Seperti Yang Di Lakukan Orang Kristen Ini

Negara Indonesia memiliki landasan Pancasila yang menjadi sumber hukum utama bagi bangsa demokrasi ini. Di dalam Pancasila memuat ke 5 sila yang merupakan rangkuman hukum yang di jadikan bahan dasar membuat hukum yang lebih tinggi lagi. Dengan adanya Pancasila negara ini tidak akan kehilangan arah karena tujuan sudah jelas termuat dalam batang tubuh Pancasila.

Salah satu nilai yang terkandung dalam Pancasila sendiri ada yang namanya "Toleransi". Ternyata ajaran tentang toleransi tidak hanya berada dalam poin-poin Pancasila saja, melainkan terdapat dalam segala aspek seperti halnya agama. Agama apapun mengejarkan arti toleransi yang amat mendalam. Tapi bagaimana dengan kenyataan yang ada? Apakah negara ini benar-benar mematuhinya?

Beberapa orang mematuhi adanya peraturan ini, namun tetap saja ada yang membelot tidak patuh dengan kata "Toleransi". Entah mereka menyadari arti toleransi atau tidak, yang jelas masih banyak sekali salah pengertian terhadap toleransi yang umumnya terdapat pada orang-orang yang berada di pedalaman atau pedesaan yang jauh tertinggal. Mungkin saja karena keberadaannya yang berada di pedalaman atau daerah yang sulit di jangkau mengharuskan mereka minim akan pengetahuan termasuk toleransi.

Menurut analisa saya hal ini tidak dapat di benarkan semuanya mengingat ajaran toleransi sudah ada di dalam kitab-kitab agama apa saja yang mereka anut. Jadi jika merek apatuh terhadap ajaran agamanya maka tidak ada kata tidak mengerti terhadap arti toleransi. 

Nah, pengalaman saya hari ini sangat berharga untuk di simak lebih mendalam dan di pahami maknanya. Ketika saya sedang berada di ruang tamu sedang mengerjakan sesuatu di depan komputer tepat pagi ini sekitar jam 9 lebih sepuluh menit. Ada seseorang client datang dengan membawa motor bebek yang ia gunakan. Sebut saja namanya pak Harto, ia memparkirkan kendaraannya lalu masuk ke dalam rumah. "Selamat pagi.." sapanya bersama senyum ceria di wajahnya, sayapun menjawabnya dengan ramah "Selamat pagii.. mari masuk." Setelah itu sebelum duduk ia bersalaman kepada semua teman saya yang ikut bekerja di situ dan kepada saya juga, sambil mengucapkan "minal aidzin wal faidzin" kaget beserta heran campur aduk dalam pikiran saya. Tahu kenapa? Pak Harto ini beragama kristen, namun dia mampu bilang minal aidzin wal faidzin kepada kami yang beragama islam. Dari sini uneg-uneg banyak sekali di dalam hati saya. serasa ingin menanyakannya saja kenapa ia berani bilang seperti itu? Namun saya langsugn membicarakan proyek yang sedang di jalankan saat ini. 

Ketika senggang saya sempatkan mengkorek sesuatu yang belum saya ketahui darinya. Akhirnya sebuah informasi yang sangat berharga sekali, kenapa Pak Harto yang beragama kristen ini mengucapkan kalimat "minal aidzin wal faidzin" kepada orang islam, padahal ia sendiri agamanya nasrani? Ternyata setelah perbincangan di waktu senggang itu menghasilkan sebuah pelajaran yang luar biasa sekali bagi kita semua. Ia mengatakan bahwa toleransi itu ada dalam ajaran agamaku, negaraku, dan agama semua orang. jawaban yang sungguh membuat saya tercengang waktu itu. Pak Harto ini mengucapkan kalimat tadi hanya sebatas menghormati agama kami "Islam" karena sekarang masih bulan syawal/lebaran. Orang kristen saja menyadari adanya toleransi dan mengakui serta percaya bahwa ajaran toleransi juga ada di agama lain serta negara ini "Indonesia".

Dari peristiwa ini siapa yang masih tidak mengerti pentingnya toleransi dan saling menghormati? sudah sangat jelas sekali Indonesia ini terdiri dari beragam suku dan agama juga ras. Sangat penting kita bisa bertoleransi dan menghormati agama lain, dengan begitu kita akan mampu hidup berdampingan, rukun dan sentosa.

Sampai saat ini juga masih ada yang belum mengamalkan ajaran budi yang baik ini, perlu kita kumpulkan kekuatan budi yang mencetak satu kesatuan luhur sehingga mampu menjadikan negara yang aman serta damai.